Quantcast
Channel: Komentar di: Sekali lagi: Agama dan Kekerasan
Browsing latest articles
Browse All 31 View Live

Oleh: quinndhany

Ketika membahas secara fenomenologis keadaan sosial sekarang cenderung tampak mengarah ke soal agama. Terkadang agama itu memenjarakan tapi social membutuhkan itu untuk pemenuhan psikis individu juga...

View Article



Oleh: Reza A.A Wattimena

terima kasih atas uraiannya. Saya belajar banyak. Satu hal: rasionalitas dan refleksi diri memang terus berlanjut… ini adalah proses yang tak pernah selesai SukaSuka

View Article

Oleh: Reza A.A Wattimena

setuju… tafsir sangat penting disertai dengan kejernihan dan sikap kritis SukaSuka

View Article

Oleh: Nama

Kok jadinya seperti ada ‘agama’ baru ya? Yaitu ‘agama’ non-dualistik. Sehingga, ‘agama’ non-dualistik karena ke-non-dualistikannya ia mendapatkan pembenaran untuk mengeliminasi kaum dualistik? Terus...

View Article

Oleh: Reza A.A Wattimena

jangan pusing dengan nama dan konsep… dualistik hanya kata… kembali ke akar agama, yakni pengalaman kesatuan dengan yang transenden… SukaSuka

View Article


Oleh: Warsa purbaya

Sip….. SukaSuka

View Article

Oleh: Reza A.A Wattimena

Sebagai balasan untuk Arnold Apolos Abbas. keadilan, perdamaian dan pengalaman mistik individual, hanya itu yang bisa melepaskan agama dari kecenderungan kekerasan. Salam kenal ya. SukaSuka

View Article

Oleh: Reza A.A Wattimena

Sebagai balasan untuk Biru Langit. pandangan dualistik adalah hasil dari pikiran manusia. Apapun yang keluar dari pikiran manusia, selalu bisa diubah, karena ia tidak absolut. Pandangan dualisme juga...

View Article


Oleh: muhammadarkhan

Yang saya tangkep di postingan kok seolah-olah mengkambing hitamkan agama iyaa. Menurut saya yang melakukan kekerasan itu oknum orang beragama, hampir semuah pihak mempunyai oknumnya sendiri. Emangnya...

View Article


Oleh: Reza A.A Wattimena

Sebagai balasan untuk muhammadarkhan. coba baca dulu lebih detil ya tulisan ini.. ok SukaSuka

View Article

Oleh: Harly Kaunang

Sayang sekali, agama yang seharusnya menjadi instrumen untuk mewujudkan perdamaian, sering kali digunakan sebagai jubah untuk melegitimasi tindakan kekerasan. Saya punya keyakinan bahwa setiap agama...

View Article

Oleh: Reza A.A Wattimena

Sebagai balasan untuk Harly Kaunang. Terima kasih sekali atas catatannya. Salam kenal dan salam hangat. SukaSuka

View Article

Oleh: Firdaus Dasta

Seharusnya agama benar-benar berasal dari TUHAN. Akan tetapi sangat susah mentukan apakah agama itu atau agama ini berasal dari TUHAN atau bukan. Teologi dan dogma itu ciptaan manusia. Agama yang...

View Article


Oleh: Reza A.A Wattimena

Sebagai balasan untuk Firdaus Dasta. saya setuju. Agama hanya jalan menuju Tuhan. Agama tidak perlu diagung2kan. SukaSuka

View Article

Oleh: “Potret Buruk Kekerasan Agama di Indonesia”

[…] – https://rumahfilsafat.com/2015/01/10/sekali-lagi-agama-dan-kekerasan […] SukaSuka

View Article


Oleh: gajah susanto

Pola berpikir dualistik tidak sesuai dengan kenyataan dan kebenaran alamiah semesta. Salah benar: padahal ada ragu ragu, hitam putih: padahal ada kuning hijau merah dll, laki laki perempuan: padahal...

View Article

Oleh: Reza A.A Wattimena

Sebagai balasan untuk gajah susanto. saya sepakat.. terima kasih atas sharingnya SukaSuka

View Article


Oleh: Kiswanto SAtmojo

saya sudah amati sangat lama dengan olah rasa ( Manusia tidak memiliki Rasa Hanya Bisa Merasakan , Pemilik Rasa adalah Semesta Ini yaitu Tuhan Yang Maha Segalanya ) , Brilian sangat menarik ulasan Bpk...

View Article

Oleh: Reza A.A Wattimena

Sebagai balasan untuk Kiswanto SAtmojo. terima kasih atas sharingnya. SukaSuka

View Article

Oleh: Ades

Dalam buku The Place of Tolerance in Islam (2002), Khaled Abou El Fadl menulis, “the meaning of the text is often as moral as its reader. If the reader is intolerant, hateful, or oppressive, so will be...

View Article
Browsing latest articles
Browse All 31 View Live